Menulis,
menulis dan terus menulis. Aku terus saja menulis. Menuangkan semua apa
yang ada didalam kepalaku. Terus kutuang tapi rasanya tak pernah penuh.
Pikiran-pikiran itu selalu membanjiri kepalaku, aku takut tenggelam dalam
pikiran-pikiran itu. Semua harus ku salurkan, harus ku tuang ke dalam
gelas-gelas pikiran lainnya. Aku takut tenggelam, aku takut tenggelam.
Gangguan
kejiwaan yang bernama Skizofrenia
telah begitu parah mempengaruhi otakku, mempengaruhi fungsi normal kognitif, emosional dan tingkah
lakuku.
Kemampuan kognitif bisa diartikan sebagai
kecerdasan atau intelegensi seseorang dalam memperoleh pengetahuan dan
memanipulasi pengetahuan melalui aktivitas mengingat, menganalisa, memahami,
menilai, menalar, membayangkan dan berbahasa. Pengetahuan yang kudapatkan
karena aktivitas tersebut mempengaruhi kepercayaan terhadap sesuatu atau
seseorang. Karena fungsi kognitif
ku yang tidak normal maka akan mempengaruhi sikap atau perilaku ku yang tidak
normal juga terhadap sesuatu atau seseorang. Sikap atau perilaku ku sering
berbeda bahkan bertentangan dengan kaidah-kaidah umum, aku lebih senang
berfikir terbalik atau mempunyai paradigma
yang berbeda dengan kebanyakan orang. Akibat perbedaan itu, aku sering memiliki
pemahaman, pendapat atau keyakinan yang salah (atau lebih tepatnya adalah
berbeda).
Suara-suara
dari luar mendesak masuk kedalam kepalaku. Aku tak bisa kontrol lagi mana yang
positif dan negatif. Begitu aku meyakini suara-suara negatif sebagai sebuah
keyakinan yang benar maka aku menganggap keyakinan atau kepercayaanku itulah
yang paling benar. Dan sering menganggap bahwa akulah yang paling hebat karena
telah menemukan “kebenaran sejati”. Jika ada orang lain yang berbeda keyakinan
atau kepercayaan denganku, perilaku ku menanggapinya dengan wajah dingin tanpa
emosi, sinis bahkan sampai benci dan menganggap orang tersebut sebagai musuh
atau orang yang kapan waktu bisa menganiaya dan menguasaiku. Gangguan paranoid yang berlebihan. Tidak
mampu bersikap hangat dan ramah pada orang lain.
Menurut
Dokter jiwa yang mendiagnosaku, Gejala Skizofrenia
selain disebabkan karena stresor
lingkungan dan faktor genetik,
banyak juga faktor lain yang bisa memicu seseorang mengalami gangguan kejiwaan
itu.
Stresor lingkungan
adalah situasi atau pengalaman yang bertekanan berat atau kronis dan tidak dapat
dikendalikan oleh seseorang sehingga stresor
itu mengganggu fungsi normal kejiwaaan orang tersebut.
Yang
dibutuhkan dari orang-orang terdekatku adalah perhatian dan empati, kesabaran
dalam menghadapi segala perilaku ku. Jangan mengkritik atau menyalahkanku
secara berlebihan jika pengetahuan, pendapat, keyakinan dan kepercayaanku
berbeda. Jika aku merasa tersudut, aku akan menutup diri, menarik diri secara
sosial, lebih senang menyendiri dan diam, menentang apapun tanpa alasan jelas,
mengamuk dan berbuat semaunya.
Siapa bilang
gangguan Skizofrenia ini tidak
bisa sembuh?. Dengan perawatan dan pemberian obat-obatan antipsikotik yang
dikombinasikan dengan perawatan terapi psikologis gangguan kejiwaan ini
bisa disembuhkan, kata Dokter jiwaku.
Kamu pernah
menonton filam A beautiful of mind
?. Aku cuma menggelengkan kepala saat Dokter itu bertanya kepadaku. A beautiful of mind adalah sebuah
film yang terinspirasi oleh kisah hidupnya Jhon Nash,
seorang doktor ahli ilmu matematika yang berhasil meraih hadiah Nobel
pada tahun 1994. Jhon Nash
telah membuktikan dengan kemauan dan segala usahanya serta kesabaran dan
kehebatan istrinya dalam mendampingi Jhon Nash
maka ia bisa tetap berprestasi dan gangguan Skizofrenia
nya bisa sembuh. Dokter jiwaku menjelaskan tentang film itu.
“Dok!, Dok!,
lihatlah!.” Aku bergegas menghampirinya lalu menunjukkan buku catatanku
kepadanya.
Dokter
memperhatikan dan membaca isi tulisanku dalam hati. Menulis, menulis, menulis …
. Dokter tersenyum, seluruh catatanku itu sebenarnya hanya berisi tulisan
; menulis, menulis, menulis dan menulis.
“Dok, kapan
aku sembuh?.”
“Tergantung
kemauanmu!. Kalau kau mau cepat sembuh maka kau akan bisa cepat sembuh.” Kata
Dokter menjelaskan.
“Aku akan
simpan hasil karyaku ini, Dok. Kalau aku sudah sembuh dan keluar dari rumah
sakit ini maka novel ini akan saya terbitkan menjadi sebuah buku. Bagaimana,
Dok?.”
“Wah, bagus
itu. Aku setuju sekali.”
“Tapi, Dok …
tinta ballpointku habis. Padahal aku sudah berrencana malam nanti aku akan
menulis novel yang lebih bagus dari ini.” Jelasku bersemangat.
“Buku
tulisnya masih ada?.” Tanya Dokter.
“Sisa satu
lagi, Dok!.”
“Baiklah,
nanti aku suruh perawat untuk membawakan satu lusin buku dan satu pak ballpoint
kekamarmu.”
“Terima
kasih, Dok!, terima kasih!.” Jawabku gembira.
“Hei, sobat!
sebentar lagi aku akan menjadi penulis hebat!. Hahaha … aku akan menjadi
penulis terkenal!.” Aku dengan senang dan bersemangat menyapa para pasien yang
ada dirumah sakit ini. “Hahahaha … sebentar lagi!. Ya, sebentar lagi!. Hahahaha
… .”
*****
Aku Menulis Karena Aku Sakit Jiwa, 29092012
Aku Menulis Karena Aku Sakit Jiwa, adalah salah sebuah cerpen dari buku
kumpulan cerpen Kutu Kata yang berjudul : Orang-Orang
Bilang Aku Gila!.
Keterangan Gambar : Fly - Karya : Wans Sabang, 11042013
Keterangan Gambar : Fly - Karya : Wans Sabang, 11042013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar